Selasa, 26 Juni 2012

Fenomena Luar Angkasa Yang Sangat Menakjubkan


5.dark energy
energi gelap adalah bagian yang berukuran 73 persen dari alam semesta. Tampaknya meliputi seluruh ruang dan mendorong galaksi jauh dan lebih jauh dari satu sama lain dengan kecepatan yang sangat cepat.
Beberapa kosmolog berpikir ekspansi ini akan meninggalkan galaksi Bima Sakti sebagai pulau alam semesta "" dalam sekitar beberapa triliun tahun tanpa terlihat oleh galaksi lain.
Lainnya berpikir tingkat ekspansi akan menjadi begitu besar sehingga akan menghasilkan "Big Rip." Dalam skenario ini, kekuatan energi gelap membongkar gravitasi bintang dan planet,membuat bersatu partikel, molekul-molekul dalam partikel-partikel, dan akhirnya atom dan partikel sub-atomik. Syukurlah, mungkin manusia tidak akan ada di sekitar untuk menjadi saksi bencana.



4.planet
Mungkin terdengar aneh karena kita hidup di planet, tetapi planet adalah salah satu benda misterius dari alam semesta.
Sejauh ini, teori tidak sepenuhnya bisa menjelaskan bagaimana gas dan debu di sekitar bintang pembentukan planet - khususnya yang berbatu.
Tidak membuat masalah lebih mudah adalah kenyataan bahwa sebagian besar planet yang tersembunyi di bawah permukaannya. peralatan canggih dapat menawarkan petunjuk dari apa yang ada di bawah, tapi setelah melakukan eksplorasi hanya beberapa planet yang ada di tata surya.
Hanya pada tahun 1999 adalah planet pertama di luar lingkungan langit kita terdeteksi, dan pada bulan November 2008 gambar planet ekstrasurya pertama bonafide diambil.



3.gravity
Kekuatan yang membantu bintang-bintang menyala, planet tetap bersama dan orbit benda-benda adalah salah satu yang paling penting di alam semesta
Para ilmuwan telah menyempurnakan hampir setiap persamaan dan model untuk menjelaskan dan memprediksi gravitasi, namun sumbernya dalam hal tetap menjadi misteri.
Beberapa berpikir partikel sangat kecil yang disebut gravitons memancarkan kekuatan, tapi mereka tidak pernah bisa dideteksi sehingga masih dipertanyakan.



2. Life
Materi dan energi berlimpah-limpah di alam semesta, tapi hanya di beberapa tempat terdapat gulungan dadu kosmik yang sempurna cukup untuk menghasilkan kehidupan.
Bahan dasar dan kondisi yang diperlukan untuk ini fenomena aneh lebih baik dipahami dari sebelumnya, berkat akses yang berlimpah bagi kehidupan di Bumi.
Tapi resep yang tepat - atau resep dari unsur-unsur dasar karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, fosfor dan belerang untuk organisme adalah sebuah misteri yang berlaku.
Para ilmuwan mencari daerah baru di tata surya di mana kehidupan bisa tumbuh (atau masih mungkin, seperti di bawah permukaan bulan berair), dengan harapan tiba di sebuah teori yang menarik bagi asal-usul kehidupan.



1. The Universe
Sumber energi, materi dan alam semesta itu sendiri adalah misteri akhir, baik, alam semesta.
Berdasarkan pencarian disebutkan bahwa latar belakang terjadinya alam semesta adalah adanya gelombang mikro kosmik (dan bukti lain), para ilmuwan berpikir bahwa alam terbentuk dari "Big Bang" - sebuah ekspansi yang mengandung energi , ultra-panas ultra-padat.
Menggambarkan waktu sebelum acara tersebut, Namun, mungkin mustahil.
Namun, pencarian adanya partikel atom yang terbentuk tak lama setelah Big Bang dapat memberikan penerangan baru tentang eksistensi misterius alam semesta - dan membuatnya sedikit lebih aneh dari saat ini.

Penemuan Planet Super Bumi

Para astronom eropa mengatakan sebuah scan kecil, bintang-bintang dingin di Bima Sakti menunjukkan galaksi kita telah ‘mencapai puluhan milyar’ planet berbatu mirip Bumi terletak di zona dimana bisa ada kehidupan .

Observatorium Selatan Eropa (ESO) yang dilansir AFP mengatakan menemukan sembilan ‘super-Bumi’ dalam survei sampel dari 102 bintang yang dikenal sebagai kurcaci merah.
‘Super-Bumi’ adalah planet berbatu sebagai lawan raksasa mengandung gas yang mengorbit bintang mereka pada apa yang disebut zona Goldilocks, di mana suhu tidak terlalu panas atau terlalu dingin tetapi hanya hak untuk memiliki potensi untuk memelihara kehidupan.
Dalam daerah yang nyaman, planet ini tidak hangus atau dibekukan, dan air dapat eksis dalam bentuk cair. Tim ESO menggunakan teleskop 3,6 juta kuat, dikenal dengan singkatan dari Harps, di observatorium mereka di gurun Atacama Chili.

Penemuan Galaksi Terkecil


Sebuah galaksi yang disebut-sebut sebagai yang terkecil dalam ukuran dan massanya berhasil dikenali oleh suatu tim internasional yang dipimpin oleh dua ilmuwan dari University of California di Santa Barbara, Amerika Serikat.
Para ilmuwan memanfaatkan data yang dikumpulkan oleh teleskop antariksa Hubble milik NASA dan teleskop observatorium W.M. Keck di Hawaii. Berukuran sekitar setengah kali dari galaksi terkecil yang biasa diamati, dengan massa hanya sekitar sepersepuluhnya, galaksi ini 100 kali lebih ringan daripada galaksi kita Bimasakti. Penemuan ini akan dipublikasikan dalam Astrophysical Journal terbitan 20 Desember mendatang.
“Walaupun galaksi ini berjarak lebih dari 6 miliar tahun cahaya, citra yang didapat sangat tajam, tidak berbeda dengan citra dari pengamatan berbasis darat dari struktur terdekat di galaksi, cluster Virgo, yang berjarak 100 kali lebih dekat,” demikian menurut penulis utama, Phil Marshall, postdoctoral fellow di University of California Santa Barbara (UCSB).
Penulis kedua, Tommaso Treu, asisten profesor fisika di UCSB menjelaskan bahwa pengambilan citra galaksi ini dimungkinkan oleh fakta bahwa galaksi yang baru ditemukan tersebut berada dibelakang sebuah galaksi masif, menghasilkan apa yang disebut sebagai “cincin Einstein” (Einstein ring). Distribusi materi di latar depan membelokkan berkas cahaya sedemikian rupa seperti halnya sebuah kaca pembesar. Dengan memfokuskan berkas sinar, efek lensa gravitasional (gravitational lens) dapat meningkatkan kecerlangan dan ukuran galaksi di latar belakang dengan faktor hingga diatas 10.
slac_tiny_gal_500.jpg
Citra ini menunjukkan citra warna komposit dari sistem lensa gravitasional, yang direkonstruksi dari data teleskop Hubble (biru dan hijau) dan Keck (merah). Cincin berwana biru adalah galaksi kecil di latar belakang, yang melebar oleh tarikan gravitasi dari lensa galaksi di latar depan, di bagian tengah pada gambar. (Gambar: Marshal & Treu/UCSB)
Treu dan kolega-koleganya di Sloan Lens ACS Survey (SLACS) berkolaborasi dalam studi mengenai lensa gravitasional pada cincin Einstein. Dengan memanfaatkan lensa gravitasional, berkas cahaya dari galaksi jauh dibelokkan dalam perjalanannya menuju Bumi oleh objek masif yang dilewati selama perjalanannya. Karena berkas cahayanya dibelokkan, maka penampakan galaksi tersebut terdistorsi menjadi sebentuk busur atau beberapa citra yang terpisah. Saat kedua galaksi berada pada posisi sejajar, berkas cahaya itu membentuk pola cincin Einstein, di sekeliling dan di latar depan galaksi bersangkutan.
Perkiraan mengenai massa dan kesimpulan mengenai jumlah bintang yang baru terbentuk pada galaksi tersebut dimungkinkan oleh kombinasi citra optis dan near infrared dari Teleskop Antariksa Hubble bersama citra dengan panjang gelombang yang yang lebih besar yang diambil dengan teleskop Keck. “Apabila galaksi ini adalah anggota dari suatu populasi, ia mungkin merupakan salah satu materi pembentuk galaksi spiral di masa kini, atau mungkin merupakan pendahulu dari galaksi kerdil modern,” jelas Treu. Galaksi ini kelihatannya sangat mirip dengan galaksi terkecil di cluster Virgo namun berada pada jarak yang sangat jauh.
Aspek kunci lainnya dalam riset ini adalah penggunaaan apa yang disebut sebagai “laser guide star adaptive optics.” Sistem adaptive optics menggunakan bintang-bintang terang dalam sebuah area pandang untuk mengukur kekaburan (blurring) atmosfer Bumi dan mengkoreksinya dalam waktu yang bersamaan. Teknik ini bergantung pada keberadaan bintang yang terang dalam sebuah citra, dan dengan demikian hanya dapat diterapkan pada sebagian kecil dari langit malam. Laser guide star adaptive optics yang dipasang pada teleskop Keck menggunakan sinar laser berkekuatan besar untuk menyinari lapisan atom sodium yang terdapat pada atmosfer Bumi. Citra laser berlaku sebagai bintang buatan, yang cukup cemerlang untuk dipakai dalam koreksi adaptive optics pada sembarang posisi di langit, sehingga menghasilkan pencitraan yang lebih tajam pada sebagian besar daerah langit. (astronomy.com)

Ditemukan, Planet dengan Dua Matahari

NASA/Kepler Mission Planet Kepler menurut rekaan artis

WASHINGTON, KOMPAS.com - Masih ingat gambaran planet Tatooine, rumah Luke Skywalker dalam film Star Wars yang memiliki dua matahari? Planet seperti itu ternyata benar-benar ada di alam semesta.
Para ahli astronomi AS mengumumkan penemuan planet dengan dua matahari tersebut dalam jurnal ilmiah Science terbaru, Kamis (15/9/2011). Planet yang diberi nama Kepler-16b itu berukuran hampir sama dengan planet Saturnus di Tata Surya kita, dan terletak sekitar 200 tahun cahaya dari Bumi. Planet ini terletak pada jarak sekitar 105 juta kilometer dari dua bintang induknya, dan memiliki periode orbit 229 hari.
Planet tersebut ditemukan menggunakan teleskop angkasa Kepler, yang memantau tak kurang 155.000 bintang. "Penemuan ini sangat mengejutkan. Sekali lagi, sesuatu yang dulu hanya ada di kisah sains-fiksi, kini menjadi kenyataan," ungkap Alan Boss dari Carnegie Institution for Science Department of Terrestrial Magnetism, salah satu astronom yang menulis artikel ilmiah tersebut.
Studi yang menemukan Kepler-16b ini dipimpin oleh astronom Laurance Doyle dari lembaga Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI) Institute yang bermarkas di California, AS.
Sebelumnya, para astronom dari seluruh dunia sudah melihat beberapa planet yang mereka yakini mengorbit dua bintang sekaligus. Akan tetapi, mereka belum pernah melihat planet-planet tersebut melintas langsung di depan dua mataharinya, sehingga penemuan ini menjadi bukti pertama adanya planet dengan dua matahari.
"Kepler-16b adalah contoh pertama dan tak diragukan lagi dari sebuah planet sirkumbinari, yakni planet yang mengorbit dua bintang sekaligus. Sekali lagi ini membuktikan bahwa Tata Surya kita hanyalah satu bentuk variasi sistem planet yang bisa diwujudkan oleh alam." Ungkap Josh Carter dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, yang juga turut terlibat dalam penemuan ini.
Jika ada makhluk yang mendiami planet tersebut, mereka bisa menikmati saat-saat senja dengan dua matahari yang terbenam, seperti dialami Luke Skywalker dalam Star Wars. Namun, kemungkinan adanya makhluk hidup mirip manusia di planet ini sangat kecil, mengingat suhu permukaannya sangat rendah, yakni berkisar antara minus 73 sampai minus 101 derajat Celsius.
Suhu rendah ini dimungkinkan karena meski memiliki dua matahari, ukuran kedua bintang induk tersebut jauh lebih kecil dibanding Matahari kita dan memancarkan energi yang lebih kecil. Massa salah satu bintang tersebut hanya seperlima dari massa Matahari, dan bintang kedua hanya memiliki 69 persen massa Matahari.
Selain dikelilingi oleh planet Kepler-16b ini, dua bintang tersebut saling mengorbit satu sama lain dalam sebuah "dansa angkasa" dengan periode orbit 41 hari.

Kisah Penemuan Xena, "Planet" Kontroversial

Xena dan objek lainnya di Sabuk Kuiper. Credit: basistik.blogspot.com
SUDAH lebih dari 24 kali purnama, Michael E. Brown menyimpan rahasia. Selama dua tahun, pemburu planet itu tutup mulut. Tiba-tiba sebuah pesan masuk ke komputernya. Pengirimnya adalah seorang hacker yang membobol situs yang memuat database penting temuannya. Isinya ultimatum pendek: umumkan temuan itu atau sang hacker bakal berbuat onar.

Ancaman yang masuk tadi menyengat Brown. Profesor astronomi di Institut Teknologi California, Amerika Serikat, itu pun tergopoh-gopoh mengontak koleganya, David Rabinowitz dari Universitas Yale dan Chad Trujillo dari Observatorium Gemini. Dengan terburu-buru Brown berkata, "Kita harus segera mengumumkannya ke publik, sebelum mereka melakukannya lebih dulu."

Jadilah Jumat petang akhir bulan lalu, Brown dengan persiapan seadanya menggelar telekonferensi di hadapan para wartawan. "Kami menemukan planet kesepuluh dalam sistem tata surya," ujarnya dengan penuh keyakinan. Sang planet itu letaknya ada pinggiran tata surya kita. Ukurannya lebih kecil daripada bulan, tapi lebih besar daripada Pluto.

Brown dan Trujilo pertama kali memotret planet baru itu menggunakan Teleskop Samuel Oschin 1,2 m milik Observatorium Palomar, di luar Kota San Diego, California, pada 31 Oktober 2003. Sebagai pemburu planet sejati, Brown dan timnya sebenarnya tidak mau tergesa-gesa mengumumkan hasil temuan planet itu, sebelum benar-benar memahami sifat-sifatnya. Apalagi letak planet ini sangat jauh-yakni 97 kali jarak matahari dengan bumi-sehingga sulit dideteksi.

Baru pada 8 Januari lalu obyek yang sama ditemukan melintas lagi. Sejak itu, berbekal dana dari lembaga antariksa negaranya, NASA, Brown dan kawan-kawannya mencoba memastikan ukuran dan gerak orbitnya. Hingga datang sebuah ancaman dari seorang hacker tadi, agar segera mengumumkan data temuannya.

Ukuran sang planet diperkirakan satu sampai dua kali lipat dari Pluto. Ukuran itu membuat planet ini menjadi obyek terbesar yang pernah ditemukan dalam sistem tata surya sejak penemuan Neptunus pada 1846.

Untuk sementara planet baru ini diberi nama 2003 UB313, sesuai dengan aturan baku astronomi. Brown berharap, planet ini kelak akan bernama Xena, putri yang jago pedang dan pintar berkelahi dalam mitos Yunani.

Xena ditemukan mengelilingi matahari dengan kemiringan 45 derajat terhadap bidang orbit planet-planet lainnya. Itulah sebabnya obyek ini seakan-akan tersembunyi. "Selama ini tidak ada yang mencarinya ke arah sana," kata Brown. Dia berada di Sabuk Kuiper. Ini adalah sabuk yang tersusun dari ribuan obyek mirip batuan asteroid. Konon, ribuan batuan itu adalah sisa dari proses pembentukan tata surya beribu-ribu tahun yang lalu. Di sabuk yang biasanya ditemukan komet inilah Planet Xena dan Pluto berada.

Temuan planet kesepuluh ini membuat geger dunia astronomi. Sebagian mendukung Brown, yang lainnya terang-terangan menolak. Penolakan para astronom itu persis sama dengan dulu ketika para ilmuwan menggugat Planet Pluto yang ditemukan Clyde Tombaugh pada 1930.

Xena digugat karena dia dianggap terlalu mini untuk disebut planet. "Dia tak pantas disebut planet," kata Alan Boss, pakar teori pembentukan planet di Carnegie Institution of Washington. Dibandingkan dengan delapan planet lainnya-Merkurius, Venus, Bumi, sampai Neptunus, Xena memang tak ada apa-apanya. Ukurannya cuma segede rembulan. "Temuan Brown memang temuan besar," kata Boss, tapi Xena lebih tepat dikenal sebagai planet Sabuk Kuiper."

Brian Marsden dari Minor Planet Center sependapat dengan Boss. Menurut dia, benda-benda angkasa seukuran Pluto di Sabuk Kuiper teramat banyak. Bahkan saat ini para astronom sudah hampir menemukan seribu obyek di sabuk ini. Sebagian besar ukuran obyek itu separuh dari ukuran Pluto. Tahun lalu, misalnya, Brown dan timnya juga menemukan Sedna, yang berukuran sekitar tiga perempat Pluto.

Dalam pandangan Boss, bila Xena dan Pluto dianggap planet, konsekuensinya ribuan benda lain yang ada di Sabuk Kuiper juga harus disebut planet. Jadi, "Saya tidak akan menyebut Xena sebagai planet kesepuluh," kata Marsden.

Tapi Brown berkukuh pada argumennya. "Ini jelas-jelas lebih besar daripada Pluto, karena itu saya akan tetap mengatakannya sebagai planet kesepuluh," katanya.

Sohib Brown, Trujilo, juga menegaskan bahwa permukaan Xena yang kaya metana membedakan dia dengan obyek batuan umumnya di Sabuk Kuiper. "Selama ini belum ada yang mendeteksi metana pada obyek Sabuk Kuiper selain pada Pluto dan Triton (bulan Neptunus)," tutur dia.

Definisi planet saat ini memang masih banyak diperdebatkan. Para pakar astronom hingga kini tidak memiliki sebuah definisi yang pasti tentang planet. International Astronomical Union (IAU), yang bertanggung jawab untuk pemberian nama (nomenklatur) segala sesuatu yang terdapat di luar angkasa, telah berupaya merumuskan definisi itu sejak 1999. Tapi nihil. Sebuah komite kerja yang dibentuk khusus untuk memberikan rekomendasi itu malah sempat macet selama enam bulan terakhir.

Temuan Brown memaksa mereka kembali ke meja tugasnya. "Sepanjang akhir pekan ini, para anggota komite jadi rajin bertukar surat elektronik," ujar Alan Stern dari Southwest Research Institute, anggota komite. Dia menambahkan, kelak bila sudah ada kesepakatan, rekomendasi definisi itu masih harus divoting di Sidang Majelis Umum IAU untuk membuatnya resmi. Jadwal sidang terdekat baru akan diselenggarakan di Praha, Republik Chek, pada Agustus 2006.

Wuragil (Space, Guardian, BBC, Gemini)

Mirip Pluto

Michael Brown dan timnya menyebut Xena atau 2003 UB313 sangat mirip dengan Pluto. Mereka sama-sama ditemukan di Sabuk Kuiper. Permukaan keduanya juga sama-sama kaya es metana. Xena adalah planet terjauh. Jaraknya 97 AU (satuan jarak matahari-bumi). Karena jauhnya, satu tahun di Xena itu setara dengan 560 tahun di bumi. Ini karena tahun dihitung dari lamanya sebuah planet mengelilingi matahari. (Sumber: tempointeraktif.com)

Gambaran Terbaru Struktur Bima Sakti

Semula, galaksi Bima Sakti digambarkan sebagai sebuah struktur spiral dengan empat lengan yang tersusun atas bintang-bintang, masing masing adalah lengan Norma, Scutum-Centaurus, Sagittarius, dan Perseus. Selain itu terdapat pula pita gas dan debu di daerah pusat galaksi. Matahari kita terletak pada sebuah lengan kecil yang disebut lengan Orion, yang terletak diantara lengan Sagittarius dan Perseus.
Model yang disusun berdasarkan observasi radio tahun 1950-an terhadap gas-gas dalam galaksi ini bertahan hingga mengalami revisi pada tahun 1990-an. Berdasarkan hasil dari large infrared sky survey, ditemukan keberadaan pita besar yang terdiri dari bintang-bintang di tengah galaksi Bima Sakti. Sinar inframerah dapat menembus debu, dan dengan demikian teleskop yang dirancang untuk mengumpulkan sinar inframerah dapat melihat lebih jelas kedalam pusat galaksi yang dipenuhi debu dan aneka macam objek.
Berikutnya, pada 2005, para astronom mulai menggunakan detektor inframerah pada teleskop antariksa Spitzer untuk memperoleh informasi lebih rinci mengenai pita tersebut. Sekelompok astronom yang dipimpin oleh Robert Benjamin dari University of Wisconsin menemukan bahwa pita yang terentang dari pusat Galaksi ke arah luar tersebut lebih luas dan lebih panjang dibanding yang diperkirakan sebelumnya.
Mereka memperoleh citra inframerah terbaru dari Bimasakti yang menunjukan galaksi ini terentang 130 derajat di sepanjang langit dan satu derajat merentang dari bidang galaksi menuju ke atas dan bawah. Mosaik ini terdiri dari 800.000 gambar yang diambil dan menampilkan lebih dari 110 juta bintang.

Gambaran terbaru mengenai struktur Bima Sakti. Dua lengan utama (Scutum-Centaurus dan Perseus) menyatu dengan ujung pita di pusat galaksi. Dua lengan kecil (Norma and Sagittarius) kelihatan lebih redup. Matahari kita terletak di Lengan Orion, sebuah lengan kecil yang berada di antara lengan Sagittarius dan Perseus. (Gambar: NASA)
Benjamin lantas mengembangkan perangkat lunak khusus untuk menghitung bintang-bintang tersebut serta mengukur kerapatannya. Perhitungan yang dilakukannya pada lengan Scutum-Centaurus menunjukan peningkatan jumlah bintang dibanding yang seharusnya ada di suatu lengan spiral. Sementara pengukuran pada lengan Sagittarius dan Norma tidak menunjukan adanya peningkatan jumlah bintang. Lengan ke-4, yakni lengan Perseus yang menyelubungi bagian terluar Bimasakti, tidak dapat dilihat dalam citra terbaru yang diambil Spitzer.
Penemuan ini menunjukkan bahwa galaksi Bima Sakti memiliki dua lengan spiral, sebagaimana struktur pada galaksi berpita pada umumnya. Lengan utama tersebut, lengan Scutum-Centaurus dan Perseus, memiliki kerapatan terbesar yang tersusun atas bintang-bintang muda dan terang serta bintang-bintang yang lebih tua yang dikenal sebagai raksasa merah (red-giant stars). Benjamin menyatakan bahwa kedua lengan utama tersebut terlihat berhubungan dengan bagian terdekat dan terjauh dari pita utamanya.
“Kini, kita dapat menyatukan kedua lengan tersebut dengan pita utama, seperti menyusun sebuah puzzle,” jelas Benjamin. Observasi inframerah sebelumnya menemukan petunjuk mengenai kedua lengan tersebut. Namun hasilnya tidak begitu jelas karena posisi dan lebar lengan masih belum diketahui.
Sekalipun lengan galaksi tampak sebagai fitur yang lengkap, namun pada kenyataannya bintang di dalamnya secara konstan terus bergerak keluar dan masuk di dalam lengan tersebut. Hal ini disebabkan oleh pergerakan bintang-bintang tersebut saat mengorbit pusat galaksi.
Matahari pun sekali waktu akan berada pada lengan yang berbeda. Dan sejak ia terbentuk 4 milyar tahun yang lalu, Matahari telah mengitari pusat galaksi sebanyak 16 kali. (spitzer.caltech.edu)

Merkurius, Planet Terkecil, Terdekat, dan Tercepat

Merkurius adalah planet terkecil di tata surya dan terdekat dari Matahari. Nama planet ini diambil dari nama dewa pengantar pesan jaman Romawi kuno. Ia diberi nama tersebut karena pergerakannya di langit yang sangat cepat.

Planet Merkurius (Sumber: Wikipedia)
Dari Bumi, Merkurius hanya bisa diamati secara visual pada jarak maksimum 28,3 derajat dari Matahari. Artinya, planet ini hanya terlihat di langit timur sebelum Matahari terbit atau di barat setelah Matahari terbenam. Dengan jarak sudut sekecil itu, kita hanya memiliki waktu maksimum selama 1 jam 53 menit saja untuk mengamati planet ini, yaitu pada saat Merkurius mencapai elongasi maksimalnya. Jadi, kita tidak akan pernah bisa melihat Merkurius berada di zenith (lihat gambar di bawah). Karena kemunculannya yang bergantian itu planet ini sempat diidentifikasi oleh masyarakat Yunani kuno sebagai 2 benda yang berbeda. Kala itu, Merkurius yang muncul di langit timur diberi nama Apollo dan yang muncul di langit barat diberi nama Hermes.
Jika kita berada di Merkurius, kita dapat menyaksikan Matahari bergerak retrograde di langit. Di satu lokasi, setelah terbit di timur dan sebelum melintasi meridian, Matahari akan sedikit bergerak mundur lalu kembali bergerak ke barat hingga terbenam. Begitu pula setelah Matahari terbenam, ia akan mengalami gerak retrograde sekali lagi (walaupun tidak dapat diamati). Akibatnya, satu hari di sana (sekali siang dan sekali malam) sama dengan 176 hari Bumi (sekitar 6 bulan). Silakan lihat sendiri dengan menggunakan program simulasi langit Stellarium.
Penyebab gerak retrograde Matahari itu berkaitan dengan periode revolusi dan rotasinya. Periode revolusi Merkurius adalah 88 hari Bumi, sedangkan periode rotasinya adalah 58,7 hari Bumi. Kita bisa lihat bahwa perbandingan periode rotasi dan revolusinya adalah 2/3. Artinya, planet ini menyelesaikan 2 kali revolusinya dalam waktu yang bersamaan dengan 3 kali rotasi.


Hubungan antara periode rotasi dan revolusi ini (disebut juga dengan resonansi) adalah hal yang unik di tata surya. Resonansi yang umum terdapat di tata surya adalah 1:1. Artinya, periode rotasi sama dengan periode revolusi. Misalnya pada sistem Pluto dan Charon, yang masing-masing memiliki periode rotasi yang sama dengan periode revolusi Charon terhadap Pluto. Akibatnya, Pluto dan Charon saling menunjukkan permukaan yang tetap. Bulan juga memiliki resonansi 1:1 karena periode rotasinya sama dengan periodenya mengelilingi Bumi. Kita tahu akibatnya, yaitu permukaan Bulan yang terlihat dari Bumi selalu tetap.
Ciri fisik
Planet batuan ini hanya berdiameter 4800 km. Ukuran ini lebih kecil dari Ganymede dan Titan, 2 satelit terbesar di tata surya. Tetapi Merkurius masih lebih masif dari keduanya. Dan kerapatannya 5,43 g/cm^3, menjadikannya benda dengan kerapatan tertinggi kedua di tata surya setelah Bumi. Ketebalan bagian inti planet ini lebih dominan relatif terhadap ukurannya, yaitu mencapai 60% dari massanya. Jaraknya dari Matahari antara 46 juta km hingga 70 juta km. Eksentrisitas orbitnya paling besar di antara semua planet, yaitu 0,21.
Inklinasi orbit Merkurius terhadap ekliptika adalah 7 derajat. Sudut kemiringan sumbu rotasinya terhadap sumbu revolusi mendekati nol, sekitar 0,027 derajat. Masih lebih kecil dari Jupiter yang sebesar 3,1 derajat. Dengan sudut sekecil itu, tidak ada 4 musim di Merkurius belahan utara dan selatan. Temperatur di permukaannya bervariasi antara 80 – 700 K.
Misi penerbangan ke Merkurius
Merkurius adalah salah satu objek yang sulit diamati, sehingga tidak banyak informasi yang bisa diperoleh darinya. Bahkan, periode rotasi planet ini baru diketahui benar pada tahun 1965 setelah Merkurius diamati dengan radar.
Pengiriman wahana untuk meneliti Merkurius dari dekat pun tidak mudah. Posisinya yang dekat dengan Matahari, ketiadaan atmosfer, dan perbedaan laju orbit adalah beberapa hal yang menyulitkan. Alhasil, hingga kini baru ada 1 misi yang sukses mengamati Merkurius, yaitu Mariner 10.
Wahana Mariner 10 diluncurkan pada 3 November 1973. Proses keberangkatannya yang memanfaatkan planet Venus (sebagai “ketapel” gravitasi) adalah yang pertama dilakukan dalam sejarah penerbangan antariksa. Ketika melintas di dekat Venus, wahana ini mengambil rekaman fotografi ultraungu dari planet itu. Walaupun Venus sudah pernah diamati dengan teleskop landas Bumi sebelumnya, tetap saja foto Venus yang diberikan Mariner 10 ini mengundang kekaguman para peneliti.
Wahana ini telah memberikan pengetahuan luar biasa tentang permukaan Merkurius. Selain itu, wahana ini juga mendeteksi adanya medan magnet di Merkurius. Satu hal yang mengagetkan bagi peneliti karena planet ini memiliki rotasi yang lambat. Akhirnya, pada tahun 1975 Mariner 10 pun sudah tidak berfungsi lagi setelah bahan bakarnya habis dan kontak dihentikan.


Baru pada tahun 1998, misi terbaru ke Merkurius mulai direncanakan. Wahana pada misi itu dinamai Messenger, yang diluncurkan pada tanggal 3 Agustus 2004. Target misi ini adalah mengorbit Merkurius pada tanggal 18 Maret 2011. Terdapat 6 pertanyaan yang harus dicari jawabannya oleh Messenger: 1. Mengapa kerapatan Merkurius begitu tinggi?; 2. Bagaimana riwayat sejarah geologis planet ini?; 3. Bagaimana sifat medan magnet Merkurius?; 4. Bagaimana susunan internal Merkurius?; 5. Apa materi yang terdapat pada kutub-kutub Merkurius?; dan 6. Bagaimana komposisi atmosfer Merkurius?
Di masa yang akan datang, sebuah misi lagi akan dijalankan. Namanya BepiColombo. Misi ini akan melengkapi data yang didapat Messenger. Direncanakan untuk diluncurkan pada tahun 2013 dan mengorbit Merkurius pada tahun 2019, BepiColombo akan mengumpulkan data selama 1 atau 2 tahun. Para ilmuwan tentunya berharap kedua misi tersebut akan membawa manusia semakin mengenal karakteristik planet kecil ini.

Fenomena Gerhana Venus

Fenomena Astronomi Transit Venus (Gerhana Venus) 06 Juni 2012 | setelah kemarin tanggal 04 Juni 2012 telah terjadi Gerhana Bulan Sebagian, hari ini tepat pada tanggal 06 Juni 2012 diperkirakan akan terjadi lagi Transit Venus atau Gerhana Venus. Fenomena Astronomi ini sangat jarang sekali bisa kita saksikan dan tergolong sangat langkah.
Buat kita semua yang nantinya sempat melihat Gerhana ini tidak bisa lagi melihat Gerhana Venus yang kedua kalinya, hal ini dikarenakan Transit Venus akan terjadi lagi pada tahun 2117. Fenomena Astronomi Transit Venus (Gerhana Venus) merupakan fenomena astronomi dimana Planet Venus melintasi antara Bumi dan Matahari, sehingga akan terlihat sedikit bulatan hitam kecil di permukaan Matahari. Karena piringan Planet Venus yang begitu kecil maka Planet Venus hanya akan terlihat seperti bulatan titik hitam kecil yang bergerak dipermukaan Matahari. Fenomena ini terakhir pada tahun 2004 yang lalu dan kembali terlihat pada tahun ini 06 Juni 2012 setelah 8 tahun dan kembali akan terlihat lagi setelah 105,5 tahun berikutnya, dengan rentang waktu 8, 121, 8, 105,5 tahun. Fenomena ini bisa sobat saksikan mulai pukul 05.15 - 11. 50 WIB, setelah matahari terbit dari ufuk Timur. Saya tadi sempat berniat untuk melihat Fenomena langkah ini, namun baru melihat Matahari yang sangta terik mata saya langsung silau. Melihat Fenomena ini memang sangat sulit karena mesti membutuhkan bantuan alat khusus untuk bisa melihatnya dan melindungi mata. Selama bulan Juni ini diprediksikan akan terjadi 4 Fenomena Astronomi diantaranya Gerhana Bulan Sebagian pada tanggal 04 Juni 2012 yang beberapa waktu lalu kira saksikan bersama, kemudian Transit Venus (gerhana Venus) pada tangga 06 Juni 2012, Formasi segitiga Bulan, Venus dan Jupiter pada tanggal 18 Juni 2012 dan Formasi segitiga Bulan, Mars dan Saturnus pada tanggal 27 Juni 2012. Dibalik semua Fenomena ini, hendaklah kita bisa menarik suatu hikmah untuk diri kita masing-masing, kalau saja dunia yang kita singgahi ini sudah tua dan hendaknya kita semua bisa lebih dekat kepada sang pencipta kita.

Senin, 25 Juni 2012

Lirik lagu soundtrack Crazy Little thing called Love : english version Monday, im waiting tuesday, im still waiting to see you to see, see how you're doing wednesday you still don't come nothing in the late morning thursday is empty whether it's friday saturday or sunday. there isnt a day i dont think of you. there wont be a day when youll come back to revisit our past. the day i met you. the day we became close. the day we held hands. the day i fell in love with you. the day i confessed it. the day that you heard it will it be much longer? i just dont know will it be several months or another year? of the tens of thousands, countless memories we shared. ive never not thought of you, january is endless, february is dull, march is also vague, april im restless, may is painful, june is empty, will it be much longer? i just dont know, will it be several months or another year? of the tens of thousands, countless memories we shared. ive never not thought of you..